Metode belajar Tarbiyah, Liqo dakwah hizbiyah
Mengenal ciri khas metode Liqo dan Tarbiyah Hizbiyah Harokiyah
1. Sikap mengkecilkan penting nya arti ilmu syarie
Hal ini seperti dinukil oleh Ibnul Jauzi dalam “Talbisu Iblis“ telah meriwayatkan tentang perkataan Abu Abdillah bin Khafif sebagai berikut : “Bersibuk dirilah kamu mempelajari ilmu dan jangan terperdaya oleh omongan orang-orang sufi. Sesungguhnya aku dulu pernah menyembunyikan tintaku di saku bajuku, dan pernah menyembunyikan kertas dilipatan celanaku. Dulu aku pernah secara sembunyi-sembunyi pergi menuju ahlul ilmi, tetapi jika mereka (kaum sufi -pen) memergokiku, mereka akan menentangku, seraya berkata : “Kamu tidak akan beruntung”.
Seorang Imam tsiqah, Ayub As-Sakhtiyaniy pernah berkata : “Jika engkau ingin mengerti kesalahan gurumu, maka duduklah engkau untuk belajar kepada orang lain ( Sunan Ad darimi )
2. Majelis rahasia / sirriyah
Diantara khas Liqo dan Tarbiyah Hizbi adalah dakwah Sirriyah / sembunyi bunyi dan yang boleh pengajian mereka orang tertentu yang sudah mendapati ta'rif / seleksi awal dan kegiatan tersebut tidak dibuka secara umum sebagaimana Majelis Ulama salaf terdahulu
Imam Ahmad di dalam “Az-Zuhdi” hal : 45. dan Ad-Darimi dalam “Sunannya” (1/19) telah meriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz ( Khalifah Bani Umayyah yqng terkenal kesholehan dan kemakmuran Negeri Islam selama beliau menjabat ) bahwa beliau berkata :
إذا رأيت قوما يتناجون فى دينهم دون العامة فاعلم أنهم في تأسيس الضلالة
“Apabila kamu melihat ada sekelompok orang (kaum) saling berbisik-bisik tentang sesuatu mengenai agamanya, tanpa (melibatkan) orang umum, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka sedang membangun kesesatan”.
Khabar di atas disebutkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam Tablis Iblis. Kemudian dalam Al-muntaqa An Nafis (hal.89), saya memberikan komentar sebagai berikut. “Agama kita (segala puji bagi Allah) adalah jelas lagi nyata, tiada yang tersembunyi, tersimpan, dan terrahasiakan. Maka sesungguhnya apa yang dilakukan oleh kaum hizbiyun berupa hal demikian (sembunyi-sembunyi/berahasia-rahasian -pen), adalah satu pintu kesesatan, wal-iyadzubillah ta’ala.
Namun betapa mengherankannya ketika mereka berdalil tentang sirriyah (kerahasian) yang mereka klaim itu, dengan dalil-dalil Al-Qur’an atau As-Sunnah. Ternyata ketika diteliti dan diperhatikan, tidak ada sedikitpun di antara dalil-dalil itu yang bisa diterima.
Menyembunyikannya Ibrahim ‘alaihis salam, tentang penghancuran patung-patung sebagaimana tersebut dalam surat Al-Anbiya/21 : 62-63.
Khabar di atas disebutkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam Tablis Iblis. Kemudian dalam Al-muntaqa An Nafis (hal.89), saya memberikan komentar sebagai berikut. “Agama kita (segala puji bagi Allah) adalah jelas lagi nyata, tiada yang tersembunyi, tersimpan, dan terrahasiakan. Maka sesungguhnya apa yang dilakukan oleh kaum hizbiyun berupa hal demikian (sembunyi-sembunyi/berahasia-rahasian -pen), adalah satu pintu kesesatan, wal-iyadzubillah ta’ala.
Namun betapa mengherankannya ketika mereka berdalil tentang sirriyah (kerahasian) yang mereka klaim itu, dengan dalil-dalil Al-Qur’an atau As-Sunnah. Ternyata ketika diteliti dan diperhatikan, tidak ada sedikitpun di antara dalil-dalil itu yang bisa diterima.
Dalil Hizbi untuk mendukung dakwah sirriyah :
Menyembunyikannya Ibrahim ‘alaihis salam, tentang penghancuran patung-patung sebagaimana tersebut dalam surat Al-Anbiya/21 : 62-63.
Menyembunyikannya seorang mukmin dari kalangan keluarga Fir’aun akan keimanannya, seperti tersebut dalam surat Al-Ghafir/40 : 28-29.
Dan kisah-kisah lain tentang orang-orang terdahulu yang termuat di dalam kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka juga berdalil tentang keadaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada periode Makkah, dengan segala sirriyah yang meliputi da’wahnya.
Begitu pula berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اِسْتَعِيْنُوا عَلَى اِنْجَاحِ حَوَاجِحِكُم بِالْكِتْمَانِ
“Jadikanlah kitman (bersembunyi) sebagai alat bantu untuk mensukseskan apa yang menjadi kebutuhanmu“.
Hadits ini diguanakan sepotong potong maka tidaklah tepat kalau ditempatkan sehubungan dengan permasalahan ini, sebab didalamnya ada satu penggal hadits bagian akhir yang dihilangkan, dan itulah justru yang menjadi tujuan sirriyyah (yang dimaksud oleh penggalan hadits yang pertama) yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
فَاِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةٍ مَحْسُوْدُ
“….Sesungguhnya setiap yang mendapatkan nikmat niscaya ada yang dengki padanya“.
Penggalan terakhir ini memberi penjelasan tentang sisi sebenarnya yang di-istidlal-kan dengan hadits diatas, yaitu bahwa hadits tersebut dengan menyembunyikan (merahasiakan) ni’mat dan tidak menceritakannya, sebab dikhawatirkan akan dijahili oleh orang yang dengki,
Marilah kita renungkan bersama sabda Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, semoga Allah memelihara anda.
لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا إِلاَّ هَالِكٌ
“Sungguh telah aku tinggalkan kamu di atas (hujjah) putih berseri, yang malam harinya seperti siang harinya ; tidak akan menyeleweng darinya kecuali orang yang binasa“
Hadits Hasan, telah saya takhrij dalam Arba’iy Ad-Da’wah wad Du’at, No 6 Nasyr Daar Ibnil Qayyim-Dammam
Sumber : almanhaj
Penjelasan video para Asatidz mengenai Liqo, Tarbiyah dakwah Haroki / Hizbi
Pembahasan ustadz Dzulqarnain Hafidzhullah mengenai khuruj, liqo dan Tarbiyah
Tarbiyah / liqo berjenjang untuk pembinaan dan kaderisasi dalam program dakwah ala Hizbiyah oleh ustadz Maududi Abdullah